Sering dapet pertanyaan:
Saya ingin membeli PC Workstation untuk kebutuhan software graphic designer 3D (AutoCad, 3ds MAX, rendering task), atau juga untuk aplikasi Geospatial spesifikasi PC apa yang cocok?
Apakah VGA Mainstream sekelas GTX550 1GB DDR5 192bit atau bahkan di atasnya bisa digunakan untuk kebutuhan di atas?
Mengapa VGA Quadro (berikut disebut Quadro) harganya jauh lebih mahal, sedangkan jika dilihat spesifikasinya jauh lebih rendah dibandingkan dengan VGA Mainstream (berikut disebut GeForce)?
Beda banget pemilihan VGA untuk Gaming dan Workstation (Toys vs Tools)
Secara gambaran sederhana... VGA Gaming mostly digunakan untuk READ sedangkan VGA Workstation untuk WRITE
Pegguna PC Workstation ini menginginkan harapan yang tinggi akan sistem hardware. PC ini digunakan sebagai tools bukan toys. Mereka perlu bekerja dengan PC ini. Tugas utamanya adalah untuk mendesain, membuat gambar serta mendemonstasikan hasil kerja dengan performa baik. Waktu sangat berharga, jadi hal-hal seperti CRASH, BUGS ataupun DELAY dalam kerja harus ditiadakan.
Quadro vs GeForce, ada perbedaan amat mendasar yang dimiliki oleh Quadro namun tak dimiliki oleh GeForce
Anti-aliased points and lines untuk wire frame display
OpenGL logic operations - penting untuk proses rendering pada aplikasi CAD atau 3Ds Max
Kecepatan Quadro hingga delapan (8x) clip regions (GeForce hanya support 1x saja)
Hardware accelerated clip planes
Optimalisasi pada penggunaan Memory unutk multiple graphics windows
Support for two-sided lightning
Hardware Overlay Panes
Support for quad-buffered stereo for shutter glasses
Last but not least, Quadro compatible dengan aplikasi yang umumnya digunakan seperti Alias, Adobe, Autodesk, Avid, Bentley, Dassault, Discreet, Multigen-Paradigm, Newtek, Nothing Real, Parametric Technology Corp. (PTC), SDRC, Softimage, SolidEdge, SolidWorks, and Unigraphic dan memberikan jaminan bahwa tiap aplikasi bisa berjalan dengan sempurna.
Quadro memang bagus untuk rendering, tapi mungkin rendering frame rate di viewport...misal kita ngegerakin objek2 yg dibuat dalam di 3dsmax/maya(3d design program yg lain) menjadi lebih ringan...biasanya quadro itu digunakan untuk membuat simulasi gerakan di viewport di satu scene, jadi bisa jadi dalam 1 scene tersebut banyak polygon dan ada benda yg harus digerakan bersama2...disitulah quadro berperan. Atau quadro juga berperan waktu kita mensimulasi particle di scene untuk menghasilkan effetc api,atau asap tapi klo yg dimaksud untuk rendering output()jpeg, png, tiff) quadro tidak bisa berperan tinggi..karena biasanya CUDA core nya sedikit.
Untuk rendering output lebih baik pake GTX yg CUDA corenya banyak yg bekerja sama dengan CPU untuk render output. Mungkin lebih baik menggunakan GTX daripada quadro yg mahal, klo scene kita masih sederhana(dihitung dari jumlah polygon, vertex, edge)
Tuesday, 2 August 2016
STANDART POWER SUPLY KOMPUTER
1. ATX PS/2
ATX PS/2 adalah jenis power supply yang paling banyak dipakai, hal ini disebabkan oleh karena PSU ini dipakai pada computer desktop dengan casing yang support motherboard type ATX atau micro ATX. Ukuran dimensi PSU jenis ATX PS/2 adalah 150mm (W) x 86mm (H) x 140mm (D).
Dimensi PSU ini adalah 150mm atau 15cm lebarnya, 86mm atau 8,6 cm untuk tebal atau tinggi dan panjangnya 140mm atau 14cm. Power supply yang panjangnya lebih dari 14 cm bisa dikategorikan dalam form factor ATX PS/2. Biasanya ada terdapat PSU type ATX PS/2 dengan panjang 160mm hal ini dikarenakan ukuran fannya yang lebih besar dari yang ukuran standar. PSU dengan panjang 14cm memiliki fan jenis 12cm sedangkan yang panjangnya 160mm menggunakan ukuran fan 14 cm. Untuk jelasnya bisa dilihat digambar berikut:
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
2. ATX PS/3
ATX PS/3 adalah jenis power supply yang hampir sama dengan ATX PS/2, dimensi PSU ATX PS/3 adalah 150mm (W) x 86mm (H) x 100mm (D), perbedaan antara PSU form factor ATX PS/2 dan ATX PS/3 adalah terletak pada dimensi panjangnya. PSU ATX PS/2 panjangnya adalah 14cm atau lebih, sedangkan ATX PS/2 panjangnya adalah 10cm sampai 13,9. Untuk ukuran tebal dan lebar, antara PSU ATX PS/2 dan ATX PS/3 tidak ada perbedaan, 150mm dan 86mm. Kedua PSU sama-sama bisa dipasang pada casing computer type desktop dengan casing yang support motherboard type ATX atau micro ATX. Dimensi dari PSU jenis ATX PS/3 bisa dilihat digambar berikut.
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
3. SFX
PSU jenis SFX memiliki dimensi: 125mm (W) x 51.5mm (H) x 100mm (D). Perbedaannya dengan ATX PS/3 dan ATX PS/2 adalah dimensi lebarnya yang kecil 125mm dan tebalnya 5,15cm dan panjangnya 10cm. Power supply unit jenis ini dipakai pada komputer dengan form factor mini ITX.
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
4. Flex ATX
Form factor PSU ini biasanya digunakan pada casing komputer yang kecil dan sering dianggap sebagai PSU untuk form factor Mini-ITX. Dimensi standar dari Flex ATX adalah 81.5mm (W) x 40.5mm (H) x 150mm (D) atau 8,1cm lebar, 4,05 tebal dan 15cm panjang. Bandingkan dengan PSU ATX PS2 yang biasa dipakai pada dektop dengan lebar 15cm
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
5. TFX
TFX PSU adalah ukuran PSU dengan dimensi Lebar 85mm (W) x tebal 65mm (H) x panjang 175mm (D). PSU TFX dianggap sebagai PSU yang bentuknya di luar dari standar yang ada.
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
6. PS/2 mini redundant
PS/2 mini redundant adalah ukuran dari PSU yang hampi sama dengan ATX PS/2, perbedaannya terletak pada lubang untuk mounting. PSU ini dipakai untuk kebutuhan redundant atau system backup yang memiliki fitur atau kemampuan hot swap. Biasanya casing komputer yang mendukung PSU jenis ini memiliki bracket yang support PSU jenis ATX PS/2. Dimensi Standard PSU PS/2 mini redundant adalah 150mm (W) x 85mm (H) x 200mm (D).
ATX PS/2 adalah jenis power supply yang paling banyak dipakai, hal ini disebabkan oleh karena PSU ini dipakai pada computer desktop dengan casing yang support motherboard type ATX atau micro ATX. Ukuran dimensi PSU jenis ATX PS/2 adalah 150mm (W) x 86mm (H) x 140mm (D).
Dimensi PSU ini adalah 150mm atau 15cm lebarnya, 86mm atau 8,6 cm untuk tebal atau tinggi dan panjangnya 140mm atau 14cm. Power supply yang panjangnya lebih dari 14 cm bisa dikategorikan dalam form factor ATX PS/2. Biasanya ada terdapat PSU type ATX PS/2 dengan panjang 160mm hal ini dikarenakan ukuran fannya yang lebih besar dari yang ukuran standar. PSU dengan panjang 14cm memiliki fan jenis 12cm sedangkan yang panjangnya 160mm menggunakan ukuran fan 14 cm. Untuk jelasnya bisa dilihat digambar berikut:
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
2. ATX PS/3
ATX PS/3 adalah jenis power supply yang hampir sama dengan ATX PS/2, dimensi PSU ATX PS/3 adalah 150mm (W) x 86mm (H) x 100mm (D), perbedaan antara PSU form factor ATX PS/2 dan ATX PS/3 adalah terletak pada dimensi panjangnya. PSU ATX PS/2 panjangnya adalah 14cm atau lebih, sedangkan ATX PS/2 panjangnya adalah 10cm sampai 13,9. Untuk ukuran tebal dan lebar, antara PSU ATX PS/2 dan ATX PS/3 tidak ada perbedaan, 150mm dan 86mm. Kedua PSU sama-sama bisa dipasang pada casing computer type desktop dengan casing yang support motherboard type ATX atau micro ATX. Dimensi dari PSU jenis ATX PS/3 bisa dilihat digambar berikut.
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
3. SFX
PSU jenis SFX memiliki dimensi: 125mm (W) x 51.5mm (H) x 100mm (D). Perbedaannya dengan ATX PS/3 dan ATX PS/2 adalah dimensi lebarnya yang kecil 125mm dan tebalnya 5,15cm dan panjangnya 10cm. Power supply unit jenis ini dipakai pada komputer dengan form factor mini ITX.
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
4. Flex ATX
Form factor PSU ini biasanya digunakan pada casing komputer yang kecil dan sering dianggap sebagai PSU untuk form factor Mini-ITX. Dimensi standar dari Flex ATX adalah 81.5mm (W) x 40.5mm (H) x 150mm (D) atau 8,1cm lebar, 4,05 tebal dan 15cm panjang. Bandingkan dengan PSU ATX PS2 yang biasa dipakai pada dektop dengan lebar 15cm
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
5. TFX
TFX PSU adalah ukuran PSU dengan dimensi Lebar 85mm (W) x tebal 65mm (H) x panjang 175mm (D). PSU TFX dianggap sebagai PSU yang bentuknya di luar dari standar yang ada.
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
6. PS/2 mini redundant
PS/2 mini redundant adalah ukuran dari PSU yang hampi sama dengan ATX PS/2, perbedaannya terletak pada lubang untuk mounting. PSU ini dipakai untuk kebutuhan redundant atau system backup yang memiliki fitur atau kemampuan hot swap. Biasanya casing komputer yang mendukung PSU jenis ini memiliki bracket yang support PSU jenis ATX PS/2. Dimensi Standard PSU PS/2 mini redundant adalah 150mm (W) x 85mm (H) x 200mm (D).
JENIS-JENIS MOTHERBOARD
1. ATX
Salah satu tipe mainboard yang paling popular sejak tahun 1995. Mainboard ATX memiliki ukuran sekitar 30.5cm x 24.4cm. Mainboard tipe ini bisa cukup masuk ke tipe case model mid-tower hingga full tower namun tidak akan cukup untuk masuk ke case mini tower. Dengan keunggulan ukuran, maka semakin besar juga kapasitas dari perangkat yang bisa dipasangkan pada mainboard tipe ini. Terkadang pada 1 mainboard bisa terdapat 2 hingga 3 slot VGA card, hingga 8 slot RAM.
2. Micro ATX
Micro-ATX menggunakan ukuran 24.4cm x 24.4cm, mainboard ini bisa dipasang di model case slim dan juga mid-tower. Merupakan perkembangan dari ATX untuk tujuan performa dan biaya. Jumlah slot ekspansi sprti slot RAM,Slot PCIe,dikurangi dan ukuran juga lebih kecil dibanding ATX.
3. Mini ITX
Awalnya mainboard ini dibuat untuk processor C3 dari VIA dengan listrik kecil. Kemudian mulai dikembangkan untuk processor AMD dan Intel. Mainboard ini berukuran sekitar 17cm x 17cm. Mainboard model ini cocok untuk komputer kecil. Walaupun ukurannya kecil, terkadang performa yang ditawarkan tidak kalah dengan mainboard ukuran ATX.
4. Pico ITX
Merupakan pengembangan berikutnya dari Mini – ITX, motherboard Pico – ITX memiliki ukuran yang lebih kecil, yaitu hanya sekitar 100 x 70 mm.
5. Nano ITX
MOtherboar Nano – ITX ini memiliki ukuran yang lebih besar diabanding Pico-ITX, yaitu sekitar 120 x 120 mm.
6. Extended ATX
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
Model ini cukup langka, merupakan perpanjangan ukuran dari model ATX. Ukurannya sekitar 30.5cm x 3.30cm. Karena ukurannya yang berbeda, mainboard ini membutuhkan case khusus yang tidak sama dengan model mainboard yang lain atau bisa pake Casing full tower yang sudah support E-ATX. Mainboard model ini memiliki keistimewaan terdapat slot processor lebih dari 1. Extended-ATX merupakan mainboard yang khusus dibuat untuk komputer server dan workstation.
7. NLX
Konsultasi Spesifikasi Komputer dan Notebook (KSKN) v5 - Part 3
NLX (New Low Profile Extended), diseain oleh intel pada tahun 1997. NLX hanya memiliki 1 slot ekspansi. Ukurannya 254 x 228 mm
Fungsi Motherboard
Dalam penerapannya, Motherboard ini memilki fungsi utama, yaitu sebagai tempat disusunnya seluruh rangkaian sistem komputer, seperti Processor atau CPU (Baca : Fungsi CPU), chipset, RAM, Harddisk, VGA, LAN Card (Baca : Fungsi Lan Card), dan juga semua socket – socket dan juga slot dari sebuah komputer. Dengan fungsinya seperti ini, maka wajarlah apabila motherboard memang merupakan salah satu komponen penting di dalam sistem komputer, karena merpakan rumah tempat tinggal bagi para komponen komputer tersebut.
KALIBRASI
kalo menurut kamus besar bhs indonesia " Kalibrasi adalah tanda-tanda yg menyatakan pembagian skala "
menurut wiki :
Filosifi kalibrasi
Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik.
Definisi Kalibrasi
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lain:
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
nah yg gue rasakan dari pengamalan kecil gue, kalibrasi monitor harus ada acuan/patokan standar yg mau disetarakan,
karena geu kerja di bidang design yg banyakan hasil output nya cetak mencetak, maka yg jadi patokan kalibrasi monitor yg gue pake adalah hasil cetak itu sendiri,
kantor gue kalo buat printer2 macem R3000 ya.... hasilnya yg disamakan, banyakan sih dari warna,
caranya kita side by side aja, hasil printer ( warna dasar, CMYK / RGB dan turunan nya ) dibandingin dgn monitor sampe mendekati hasil yg diinginkan, jadi kedepan nya biar kalo setting2 trus print warna gk meleset
trus kalo macem Fuji Frontier & Kodak Photolab, biasanya ada tools & software khusus buat kalibrasi nya, yg ginian yg rada ribet kalo kalibrasi, untung di kantor ada teknisi Photo lab nya puluhan warna bro... yg di kalibrasi
trus kalo temen gue ( kerja di videographer ) biasanya pake Spyder data color ( entah seri apa )
ada merek lain macem Xrite, Calman, Ikegami dll, pokoknya dari yg sekedar software gratisan sampe alat yg harganya jutaan - puluhan juta, cara kerjanya pun macem2, dari manual bandingin satu warna, trus membaca warna satu2, sampe yg membaca warna dari sudut pandang cahaya tertentu
dan inipun bergantung dari support monitor tersebut, sampe sejauh mana kedalaman warna yg bisa didapet, makanya ada monitor yg sanggup menampilkan 1Billion warna lebih
jadi kalibrasi monitor buat gue harus jelas dulu penggunaan nya, trus alat yg mau dijadiin standarnya, Buat Percetakan, Fotografi, editing video, atau sekedar pemakaian casual biasa,
kalo sekedar pemakaian casual biasa tinggal setting yg sesuai dengan selera anda, sampe mendekati yg sesuai keinginan,
sayang kalo buang2 duit beli alat kalibrasi jutaan cuma buat penggunaan biasa
kalo software gratisan bisa lahh dicoba
toh kalo pake software / tools pun, hasil kalibrasi belum tentu cocok lohh sama selera n support n penggunaan monitor kita, kadang ketika udah beres kalibrasi hasil warna monitor jadi agak aneh,
contoh aja monitor S2340L gue, gue coba kalibrasi pake alat & software Fuji Frontier, ternyata hasil setelah kalibrasi kurang nyaman kalo pemakaian casual biasa ( nonton / browsing / game ), dasar monitor kelas multimedia ya....
tapi kalo monitor kantor U series punya kantor, setelah kalibrasi pake casual pun masih nyaman2 aja
ini yg hubungan nya berkaitan erat ketika beli monitor, AUDISI, suhu citizen sering jelasin, selera, penggunaan, kebutuhan harus dipikirkan dengan matang sebelum memilih monitor
menurut wiki :
Filosifi kalibrasi
Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik.
Definisi Kalibrasi
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lain:
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
nah yg gue rasakan dari pengamalan kecil gue, kalibrasi monitor harus ada acuan/patokan standar yg mau disetarakan,
karena geu kerja di bidang design yg banyakan hasil output nya cetak mencetak, maka yg jadi patokan kalibrasi monitor yg gue pake adalah hasil cetak itu sendiri,
kantor gue kalo buat printer2 macem R3000 ya.... hasilnya yg disamakan, banyakan sih dari warna,
caranya kita side by side aja, hasil printer ( warna dasar, CMYK / RGB dan turunan nya ) dibandingin dgn monitor sampe mendekati hasil yg diinginkan, jadi kedepan nya biar kalo setting2 trus print warna gk meleset
trus kalo macem Fuji Frontier & Kodak Photolab, biasanya ada tools & software khusus buat kalibrasi nya, yg ginian yg rada ribet kalo kalibrasi, untung di kantor ada teknisi Photo lab nya puluhan warna bro... yg di kalibrasi
trus kalo temen gue ( kerja di videographer ) biasanya pake Spyder data color ( entah seri apa )
ada merek lain macem Xrite, Calman, Ikegami dll, pokoknya dari yg sekedar software gratisan sampe alat yg harganya jutaan - puluhan juta, cara kerjanya pun macem2, dari manual bandingin satu warna, trus membaca warna satu2, sampe yg membaca warna dari sudut pandang cahaya tertentu
dan inipun bergantung dari support monitor tersebut, sampe sejauh mana kedalaman warna yg bisa didapet, makanya ada monitor yg sanggup menampilkan 1Billion warna lebih
jadi kalibrasi monitor buat gue harus jelas dulu penggunaan nya, trus alat yg mau dijadiin standarnya, Buat Percetakan, Fotografi, editing video, atau sekedar pemakaian casual biasa,
kalo sekedar pemakaian casual biasa tinggal setting yg sesuai dengan selera anda, sampe mendekati yg sesuai keinginan,
sayang kalo buang2 duit beli alat kalibrasi jutaan cuma buat penggunaan biasa
kalo software gratisan bisa lahh dicoba
toh kalo pake software / tools pun, hasil kalibrasi belum tentu cocok lohh sama selera n support n penggunaan monitor kita, kadang ketika udah beres kalibrasi hasil warna monitor jadi agak aneh,
contoh aja monitor S2340L gue, gue coba kalibrasi pake alat & software Fuji Frontier, ternyata hasil setelah kalibrasi kurang nyaman kalo pemakaian casual biasa ( nonton / browsing / game ), dasar monitor kelas multimedia ya....
tapi kalo monitor kantor U series punya kantor, setelah kalibrasi pake casual pun masih nyaman2 aja
ini yg hubungan nya berkaitan erat ketika beli monitor, AUDISI, suhu citizen sering jelasin, selera, penggunaan, kebutuhan harus dipikirkan dengan matang sebelum memilih monitor
PERBEDAAN PROFESIONAL GRAPHICS CARD DAN GAMING CARD
Professional Graphics Cards vs. Gaming Cards
Tujuan dibikin thread ini adalah untuk meluruskan mayoritas orang yang selalu beranggapan bahwa Professional Graphics Adapter memiliki kemampuan atau "RAW" power lebih hebat dari Gaming Cards.
Sebelum melanjutkan lebih panjang tentang pembahasan ini, ada baiknya kita mengenali dulu apa sih yang dimaksud dengan Professional Cards dan Gaming Cards. Professional cards lebih sering kita kenal dengan nama-nama Quadro (Milik NVIDIA), FireGL (Milik ATi / sekarang menjadi AMD) atau Matrox. Thread ini akan membahas lebih fokus kepada Quadro / FireGL, karena Matrox cenderung digunakan oleh video editor, dan lebih sering oleh movie makers terutama para Director of Photography (DOP) kepada "kacungnya".
Mitos yang beredar adalah, kebanyakan orang selalu menyarankan entah orang awam atau 3D "artists" bahwa saat membangun spesifikasi komputer, karena mereka bekerja dibidang "3D rendering" langsung menyarankan tanpa ba bi bu, pake QUADRO aja, lebih bagus dan sebagainya.
Mengapa ?
Quadro dianggap professional card, dan harganya yang sangat mahal, seakan mencerminkan kemampuan yang jauh diatas Gaming Cards.
Kenyataannya ?
Masyarakat kita yang sering dibilang 3D artist, masih berbeda jauh dengan mereka diluar yang menggunakan kata 3D artist. Jadi jangan disamakan. Quadro tidak banyak membantu dalam "final rendering". Hal ini akan dibahas lebih lanjut.
Maka muncul pertanyaan, kalo gitu apa bedanya dong Professional card dengan Gaming card ?
Yang paling penting untuk diketahui adalah bahwa, "term" professional itu sendiri, "term" itu menunjukkan arti suatu ekspektasi yang sangat tinggi, memiliki kualitas tinggi, reabilitas tinggi, support yang cepat, dan performa tinggi. Maka saat orang menggunakan sesuatu yang professional, diharapkan sistem tersebut mampu membawa mereka mendapatkan sukses yang besar. Disini bedanya, mereka yang akan menggunakan, bukan menganggap ini sebagai suatu "mainan", tapi "alat", untuk bekerja.
Keduanya memiliki fungsi yang sama persis, namun apa bedanya ? yang satu merupakan Pisau Bedah, yang satu lagi Pisau Dapur. Ini adalah analogi yang paling tepat menurut gw. Keduanya sama-sama digunakan untuk memotong, bisa digunakan oleh siapa aja untuk memotong, tapi target produknya berbeda. Yang satu digunakan untuk "all-around" dan yang satu khusus untuk yang membutuhkan presisi.
Di post ini, gw akan menjelaskan secara pendek dan mengambil kesimpulan, dan pembahasan lebih dalam akan gw tulis di post-post berikutnya, agar mereka yang males membaca dan ingin segera mengetahui perbedaannya dapat langsung memahami dari post pertama ini.
Why go for Professional / Gaming ?
Jawabannya ada di diri kalian sendiri, Professional cards tidak akan membantu anda dalam pekerjaan yang akan meminta anda untuk mengklik sesuatu yang dinamakan "render", hal ini dimaksudkan final render, seperti didalam 3Dmax. Tapi, professional card akan membantu anda dalam viewports, seperti yang kita ketahui, di viewport seringkali mengalami isu dalam memunculkan tekstur, atau wireframe yang tidak lurus atau jaggies, OpenGL dalam Professional Cards mampu memberikan kehalusan dan presisi disini (AA). High tekstur, high polygon, semuanya mampu membuat pekerjaan lebih mudah dan enteng.
Selebihnya saat render ? 100% pekerjaan CPU. Gak percaya ? silahkan buka task manager, lihat kinerja GPU anda, apakah bekerja ? No.
Jadi, mayoritas pengguna disini, yang sering gw baca di KSKN menggunakan kartu disain / grafis salah tempat, kenapa ? apakah kalian menggunakan high poly + tekstur pada rendering ? disini bukan dalam artian high tekstur ukuran 1600, tapi ribuan diatas 2560, high poly ? ya, high poly bukan dalam artian ukuran seperti V-ray renderer yang kalian suka ambil dari dvd-dvd yang dibeli, tapi ukuran poly beberapa rumah sekaligus. Hal ini akan gw jelasin di post berikutnya tentang perbedaannya.
Jadi kesimpulan di post ini adalah :
Jika kalian menggunakan 3D rendered programs yang digunakan untuk standard use, seperti mengincar waktu untuk client dsb.nya untuk merender rumah, interior dsb.nya, please, jangan gunakan Quadro / FireGL, karena Gaming Cards milik NVIDIA saja sudah mencukupi, sangat mencukupi dengan kapasitas 1GB Vram, dan jika mau bereksperimen, silahkan gunakan Gaming Card yang memiliki Cuda Core banyak (hal ini dijelaskan di berikutnya).
Uang tersebut PLEASE lebih baik digunakan untuk Prosesor, semakin tinggi core clock + jumlah corenya, semakin cepat rendering anda akan selesai, yang berarti semakin banyak proyek yang anda bisa ambil karena 1 pekerjaan dapat selesai lebih cepat
Color gamut refers to the various levels of colors that can potentially be displayed by a device.
Jadi pada dasarnya color gamut menentukan level/keakuratan warna yang bisa ditampilan oleh sebuah monitor
Color gamut dibagi lagi jadi 4 bagian satuan (biasanya gak disebut semua oleh produsen) yang bisa diukur dalam sebuah monitor yaitu :
(1) sRGB, (2) AdobeRGB, (3) NTSC and (4) CIE 1976 <-- ibarat klo dalam satu panjang suatu benda ada dibagi dalam satuan pengukuran cm/inchi/m/mm, tergantung keinginan produsen mau menonjolkan yang mana, dan mana yang mau ditutupi soalnya itu sama aja membuka kelemahan produknya sebenarnya , ingat prinsip marketing yang menonjolkan kelebihan bukan
Referensi color gamut tsb secara umum bisa agan baca sendiri dimari, walaupun ane terangin juga dimari :
http://compreviews.about.com/od/moni...ColorGamut.htm
Mana yang paling penting diliat lebih dulu ? Menurut ane begini urutannya dari yang paling luas sampai yang paling sempit yaitu NTSC > adobeRGB > sRGB > CIE1976 dan umumnya semua display patokannya berpegang pada NTSC saja sehingga spek lain tidak disebutkan padahal sebenarnya penting juga
1. NTSC (CIE 1931 dan kadang juga disebut NTSC 1953 Gamut)
Inilah yang pertama mesti ente liat dalam memilih LED yang akurat warnanya, karena range kepentingannya adalah skala prioritas (skala 1), bila nilai ini tinggi maka biasanya harga monitornya semakin mahal
biasanya jarang disebut kecuali untuk monitor wide gamut yang bisa mencapai diatas 99%, contoh DELL U2410 atau U2413 yang bisa mencapai 102% wide gamut (U2410) atau 103% wide gamut (U2413), pada monitor standard gamut, nilai ini tidak disebutkan berapa % karena standardnya pada dasarnya sama skitaran 71 atau 72% (sama saja), dan biasanya ada di 8 atau 10 bit panel atau lebih tinggi
sifatnya paling luas mencakup keseluruhan aspek, berikut pernyataan pendukungnya :
NTSC was the color space developed for the widest range of colors that can be represented to the human eye.
NTSC yang tinggi berguna sekali untuk editing biasanya dan hasil print
Most real world devices to date do not have the ability to actually reach this level of color in a display.<-- terbukti, karena mayoritas monitor bukan wide gamut monitor tapi hanya standard gamut , tau sendiri kan wide gamut monitor harganya selangit biasanya, apalagi klo panelnya keluaran baru
2. Adobe RGB
Jarang juga disebut dalam spek, semakin tinggi semakin baik, hanya berguna pada program/software tertentu macam photoshop dan sejenisnya yang mendukung color gamut ini
Lebih terbatas pada software adobe biasanya atau software editing lainnya skala prioritas di peringkat kedua karena untuk desain perlu sekali
3. sRGB
Ukuran umum yang banyak digunakan hampir di semua monitor, semakin tinggi semakin baik
Skala prioritas di urutan ketiga dan yang paling umum
4. CIE 1976 (bisa dalam satuan NTSC juga)
Range color yang paling sempit... sering dijadikan hype marketing padahal di monitor wide gamut klo agan google misal CIE U2410 itu bisa mencapai 110% tapi gak disebutkan di tech spek.. mengapa ? ya jelaslah udah disebutkan NTSC dan adobeRGB yang notabene jauh lebih penting dari nilai CIE1976, alias NTSC dan adobe RGB tinggi pastilah CIE1976 lebih tinggi lagi... makanya di monitor S2240L tidak disebutkan nilai NTSC dan adobe RGB karena bukan nilai jualnya, dan nanti saya bahas dibawah
Pada dasarnya keempat bagian color gamut itu pasti ada di setiap monitor tapi gak semua produsen mau mengungkapkannya (konsumen harus jeli, ini penting, googling spek bila perlu), ambil contoh ya Dell U2414H di link ini
DELL U2414H
<-- Standard Gamut
http://accessories.us.dell.com/sna/p...n&sku=860-BBCG
dengan
DELL U2413
<-- Wide Gamut Monitor
http://www.dell.com/ed/business/p/dell-u2413/pd
Spek yang disembunyikan dari DELL U2414H, spek lain ada di situs :
NTSC value (CIE 1931) ==> 72% (standard lah video atau movie juga segini)
Adobe RGB ==> cuman 65% -- info dari google
Spek yang disembunyikan dari DELL U2413, spek lain ada di situs :
NTSC ==> 103% (CIE 1931) <--- jangan salah kaprah loh dengan CIE 1976 yang NTSC juga, klo agan liat di website tech specnya, nilai CIE 1976 untuk U2413 adalah 120% NTSC
Sisanya spek lainnya ada di website jauh lebih superior semuanya dari U2414H yang keluaran 2014 padahal U2413 adalah monitor produksi 2013 (yang lama lum tentu jelek)
Nah terlihat dari harganya U2413 lebih mahal dibanding U2414H, sekarang tau kan kenapa bro
Bahkan ane berani bilang U2410 keluaran tahun 2009 lebih superior dari Dell U2414H yang keluaran tahun 2014 kalau diliat dari spek diatas kertas ya
Jadi apakah harus wide gamut monitor ?
Simak pernyataan brikut :
"Exceeding the sRGB gamut is only beneficial when editing RAW images from DSLRs, or doing print work."
"In fact, exceeding the sRGB gamut can be detrimental to image quality."
Jadi untuk penggunaan "normal", bukan heavy editing, gak perlu lah wide gamut tinggi, jadi ente gak usah liat spek diatas kertas tapi subjektif juga sih boleh-boleh saja membeli dengan meliat spek diatas kertas...., tapi perlu diingat di dunia permonitoran, nilai yang tinggi diatas kertas tidak menjamin juga kita bakal suka, mata sendirilah yang bisa menentukan sih ...
Klo ada yang kurang jelas bisa ditanyakan lagi
Back to topic ya yang ditanyakan S2240L bukan (maaf untuk S2415 sptnya lum lengkap dan lum ada reviewnya jadi gak bisa sebutin lengkapnya dan diwebsitenya sendiri gak disebutin lengkap, entah apa maksudnya ) :
1. Nilai NTSC
ada di spec spreadsheet produknya, yaitu 72% saja (CIE 1931) -- standard gamut 6 bit panel + FRC
2. Nilai Adobe RGB
Sebelum dikalibrasi = 55.4%
Sesudah kalibrasi (pake alat tambahan cukup mahal juga) = 61.7%
Ini ambil dari S2440L soalnya kagak nemu yang S2240L kurang lebih sama lah
3. Nilai sRGB
76% -> ambil dari Spek S2440L tidak nemu yang S2240L
4. Nilai CIE 1976 (memakai satuan NTSC juga tapi lebih populer dengan istilah CIE 1976 agar bisa mudah dibedakan dengan istilah NTSC CIE 1931)
Di brosur produk 82% NTSC
Faktor penentu lainnya selain diatas yaitu tipe finishing panel : gloosy atau matte, pengaturan preset, response times... dan fitur lainnya juga perlu diperhatikan selain color gamut ya , misalnya U2410 masih memakai glare coating yang tebal, sedang di generasi baru Dell tidak lagi memakai coating tebal.... bagi beberapa orang coating layar yang tebal cukup menggangu juga o iya tipe panel juga, contrast ratio VA panel tentu lebih baik dari IPS panel dan TN panel, tapi keakuratan warna lebih baik IPS, TN panel yang paling bagus untuk response times,silakan sesuaikan dengan kebutuhan, emang sih IPS rada "OVER-RATED" klo membeli IPS murah, sebab bisa jadi lebih jelek dari TN panel yang high-end atau VA panel yang high-end juga , jadi telitilah sebelum membeli dan sesuaikan dengan kebutuhan !!!!
Kesimpulannya adalah produsen monitor sengaja membuat bingung konsumen dengan menonjolkan nilai yang satuannya lebih tinggi untuk "menjebak konsumen" nya, sebenarnya hal yang sama juga bisa diterapkan,
Sederhananya misalnya kita ingin menilai panjang kan satuannya ada bermacam macam tuh, ada sentimeter (cm), ada meter (m), ada kilometer (km) maupun inchi (inch), nah produsen menonjolkan satuan tertentu saja untuk mengecoh konsumen kadang seakan-akan speknya tinggi padahal klo dikonversi akan berbeda, contoh sederhananya 1 inchi itu = 2.54 cm, jadi klo kita beli penggaris pengen yang bagus yang biasanya yang panjang, ada yan jual penggaris 30 cm lalu ada yang jual penggaris 20 inchi
Orang awam yang gak ngerti inchi itu berapa pasti milih yang 30 cm, dikiranya lebih panjang , ini lah yang dipake buat marketing, satuan dalam monitor itu gak UMUM soalnya , tergantung standard yang dipake yang mau ditonjolkan, apakah memakai CIE 1976, sRGB, adobeRGB atau NTSC/CIE1931
Color gamut dibagi lagi jadi 4 bagian satuan (biasanya gak disebut semua oleh produsen) yang bisa diukur dalam sebuah monitor yaitu :
(1) sRGB, (2) AdobeRGB, (3) NTSC and (4) CIE 1976 <-- ibarat klo dalam satu panjang suatu benda ada dibagi dalam satuan pengukuran cm/inchi/m/mm, tergantung keinginan produsen mau menonjolkan yang mana, dan mana yang mau ditutupi soalnya itu sama aja membuka kelemahan produknya sebenarnya , ingat prinsip marketing yang menonjolkan kelebihan bukan
Referensi color gamut tsb secara umum bisa agan baca sendiri dimari, walaupun ane terangin juga dimari :
http://compreviews.about.com/od/moni...ColorGamut.htm
Mana yang paling penting diliat lebih dulu ? Menurut ane begini urutannya dari yang paling luas sampai yang paling sempit yaitu NTSC > adobeRGB > sRGB > CIE1976 dan umumnya semua display patokannya berpegang pada NTSC saja sehingga spek lain tidak disebutkan padahal sebenarnya penting juga
1. NTSC (CIE 1931 dan kadang juga disebut NTSC 1953 Gamut)
Inilah yang pertama mesti ente liat dalam memilih LED yang akurat warnanya, karena range kepentingannya adalah skala prioritas (skala 1), bila nilai ini tinggi maka biasanya harga monitornya semakin mahal
biasanya jarang disebut kecuali untuk monitor wide gamut yang bisa mencapai diatas 99%, contoh DELL U2410 atau U2413 yang bisa mencapai 102% wide gamut (U2410) atau 103% wide gamut (U2413), pada monitor standard gamut, nilai ini tidak disebutkan berapa % karena standardnya pada dasarnya sama skitaran 71 atau 72% (sama saja), dan biasanya ada di 8 atau 10 bit panel atau lebih tinggi
sifatnya paling luas mencakup keseluruhan aspek, berikut pernyataan pendukungnya :
NTSC was the color space developed for the widest range of colors that can be represented to the human eye.
NTSC yang tinggi berguna sekali untuk editing biasanya dan hasil print
Most real world devices to date do not have the ability to actually reach this level of color in a display.<-- terbukti, karena mayoritas monitor bukan wide gamut monitor tapi hanya standard gamut , tau sendiri kan wide gamut monitor harganya selangit biasanya, apalagi klo panelnya keluaran baru
2. Adobe RGB
Jarang juga disebut dalam spek, semakin tinggi semakin baik, hanya berguna pada program/software tertentu macam photoshop dan sejenisnya yang mendukung color gamut ini
Lebih terbatas pada software adobe biasanya atau software editing lainnya skala prioritas di peringkat kedua karena untuk desain perlu sekali
3. sRGB
Ukuran umum yang banyak digunakan hampir di semua monitor, semakin tinggi semakin baik
Skala prioritas di urutan ketiga dan yang paling umum
4. CIE 1976 (bisa dalam satuan NTSC juga)
Range color yang paling sempit... sering dijadikan hype marketing padahal di monitor wide gamut klo agan google misal CIE U2410 itu bisa mencapai 110% tapi gak disebutkan di tech spek.. mengapa ? ya jelaslah udah disebutkan NTSC dan adobeRGB yang notabene jauh lebih penting dari nilai CIE1976, alias NTSC dan adobe RGB tinggi pastilah CIE1976 lebih tinggi lagi... makanya di monitor S2240L tidak disebutkan nilai NTSC dan adobe RGB karena bukan nilai jualnya, dan nanti saya bahas dibawah
Pada dasarnya keempat bagian color gamut itu pasti ada di setiap monitor tapi gak semua produsen mau mengungkapkannya (konsumen harus jeli, ini penting, googling spek bila perlu), ambil contoh ya Dell U2414H di link ini
DELL U2414H
<-- Standard Gamut
http://accessories.us.dell.com/sna/p...n&sku=860-BBCG
dengan
DELL U2413
<-- Wide Gamut Monitor
http://www.dell.com/ed/business/p/dell-u2413/pd
Spek yang disembunyikan dari DELL U2414H, spek lain ada di situs :
NTSC value (CIE 1931) ==> 72% (standard lah video atau movie juga segini)
Adobe RGB ==> cuman 65% -- info dari google
Spek yang disembunyikan dari DELL U2413, spek lain ada di situs :
NTSC ==> 103% (CIE 1931) <--- jangan salah kaprah loh dengan CIE 1976 yang NTSC juga, klo agan liat di website tech specnya, nilai CIE 1976 untuk U2413 adalah 120% NTSC
Sisanya spek lainnya ada di website jauh lebih superior semuanya dari U2414H yang keluaran 2014 padahal U2413 adalah monitor produksi 2013 (yang lama lum tentu jelek)
Nah terlihat dari harganya U2413 lebih mahal dibanding U2414H, sekarang tau kan kenapa bro
Bahkan ane berani bilang U2410 keluaran tahun 2009 lebih superior dari Dell U2414H yang keluaran tahun 2014 kalau diliat dari spek diatas kertas ya
Jadi apakah harus wide gamut monitor ?
Simak pernyataan brikut :
"Exceeding the sRGB gamut is only beneficial when editing RAW images from DSLRs, or doing print work."
"In fact, exceeding the sRGB gamut can be detrimental to image quality."
Jadi untuk penggunaan "normal", bukan heavy editing, gak perlu lah wide gamut tinggi, jadi ente gak usah liat spek diatas kertas tapi subjektif juga sih boleh-boleh saja membeli dengan meliat spek diatas kertas...., tapi perlu diingat di dunia permonitoran, nilai yang tinggi diatas kertas tidak menjamin juga kita bakal suka, mata sendirilah yang bisa menentukan sih ...
Klo ada yang kurang jelas bisa ditanyakan lagi
Back to topic ya yang ditanyakan S2240L bukan (maaf untuk S2415 sptnya lum lengkap dan lum ada reviewnya jadi gak bisa sebutin lengkapnya dan diwebsitenya sendiri gak disebutin lengkap, entah apa maksudnya ) :
1. Nilai NTSC
ada di spec spreadsheet produknya, yaitu 72% saja (CIE 1931) -- standard gamut 6 bit panel + FRC
2. Nilai Adobe RGB
Sebelum dikalibrasi = 55.4%
Sesudah kalibrasi (pake alat tambahan cukup mahal juga) = 61.7%
Ini ambil dari S2440L soalnya kagak nemu yang S2240L kurang lebih sama lah
3. Nilai sRGB
76% -> ambil dari Spek S2440L tidak nemu yang S2240L
4. Nilai CIE 1976 (memakai satuan NTSC juga tapi lebih populer dengan istilah CIE 1976 agar bisa mudah dibedakan dengan istilah NTSC CIE 1931)
Di brosur produk 82% NTSC
Faktor penentu lainnya selain diatas yaitu tipe finishing panel : gloosy atau matte, pengaturan preset, response times... dan fitur lainnya juga perlu diperhatikan selain color gamut ya , misalnya U2410 masih memakai glare coating yang tebal, sedang di generasi baru Dell tidak lagi memakai coating tebal.... bagi beberapa orang coating layar yang tebal cukup menggangu juga o iya tipe panel juga, contrast ratio VA panel tentu lebih baik dari IPS panel dan TN panel, tapi keakuratan warna lebih baik IPS, TN panel yang paling bagus untuk response times,silakan sesuaikan dengan kebutuhan, emang sih IPS rada "OVER-RATED" klo membeli IPS murah, sebab bisa jadi lebih jelek dari TN panel yang high-end atau VA panel yang high-end juga , jadi telitilah sebelum membeli dan sesuaikan dengan kebutuhan !!!!
Kesimpulannya adalah produsen monitor sengaja membuat bingung konsumen dengan menonjolkan nilai yang satuannya lebih tinggi untuk "menjebak konsumen" nya, sebenarnya hal yang sama juga bisa diterapkan,
Sederhananya misalnya kita ingin menilai panjang kan satuannya ada bermacam macam tuh, ada sentimeter (cm), ada meter (m), ada kilometer (km) maupun inchi (inch), nah produsen menonjolkan satuan tertentu saja untuk mengecoh konsumen kadang seakan-akan speknya tinggi padahal klo dikonversi akan berbeda, contoh sederhananya 1 inchi itu = 2.54 cm, jadi klo kita beli penggaris pengen yang bagus yang biasanya yang panjang, ada yan jual penggaris 30 cm lalu ada yang jual penggaris 20 inchi
Orang awam yang gak ngerti inchi itu berapa pasti milih yang 30 cm, dikiranya lebih panjang , ini lah yang dipake buat marketing, satuan dalam monitor itu gak UMUM soalnya , tergantung standard yang dipake yang mau ditonjolkan, apakah memakai CIE 1976, sRGB, adobeRGB atau NTSC/CIE1931
MOTHERBOARD-MOTHERBOARD OVERCLOCK
1. Hindari motherboard dengan type mATX (micro ATX) apalagi ITX.
Motherboard mATX dan ITX pada umumnya hanya menekankan pada fungsi essential,jadi fungsi overclock terbatas.Terbatas disini maksudnya karena komponen, yang akan mempengaruhi durabilitas, dan BIOS yang dipakai.Hal ini memang tidak bisa dipukul rata.Utk lebih jelasnya bisa ke bawah
2.Hindari penggunaan toroidal coil apalagi open air toroidal untuk power phase processornya.
3. Hindari motherboard yang menggunakan chemical capasitor, cari yang full solid capacitor untuk durability dan kemampuan suplai daya yang stabil.
4.TDP AMD dan Intel berbeda.Tapi pada prinsipnya sama-sama membutuhkan daya yang tinggi untuk di overclock.Gunakan motherboard yang memiliki
4 + 1 power phase untuk overclock ringan (maximum 2-3% dari nilai stock vcore)
6 + 2 power phase untuk overclock medium (maximum 5 - 10 % dari nilai stock vcore)
8 + 2 power phase untuk overclock expert to suicide (15% and up dari nilai stock vcore)
Definisi Power Phase dan PWM yang lebih Advanced
A. 8 pin 12v EPS
Kegunaannya adalah utk menyuplai daya lebih ke processor.8 pin memiliki kemampuan pass-through dari standard 4 pin.
B. I/O Ctl
IC I/O mointoring utk 8 pin EPS
C. Choke EPS
Choke ini utk menjaga suplai 8 pin EPS agar tidak berlebihan
C. Main Choke
Inilah generator utk mensuplai daya ke processor
Tingkatan dari tertinggi sampai terendah sejauh yang saya tahu
Renesas R0, mampu suplai daya 60W effisiensi 75%
Renesas 1R0, mampu suplai daya 50W effisiensi 75%
Renesas 1R1, mampu suplai daya 50W effisiensi 60%
Renesas 1R2, mampu suplai daya 45W effisiensi 65%
Renesas R60 atau Foxconn Magic MC60, mampu suplai daya 40W effisiensi 65%
Jenisnya bisa beragam dari semi alloy,full alloy,ferrite,tantalum.Jenis ini berpengaruh pada OC (operational condition), dimana sesuai standard 80plus berada di 60'C.
5. Mosfet dan Driver
Bentuk bisa terpisah antara driver dan mosfet.Tapi saat ini hampir semua motherboard utk OC menggunakan model DrMOS (Driver MOSfet).Selain utk menyiasati ruang,model DrMOS lebih presisi dan mendukung hybrid (analog-digital) PWM maupun full-digital PWM.
6. channel kontroller per choke
PWM diatas menggunakan model 2 channel perchoke,artinya 1 choke di kontrol 2 DrMOS.Kemungkinan besar motherboard ini menganut system hybrid PWM (vcore rendah digital,vcore tinggi analog) karena terdapat 2 IC con-current (7) utk kalibrasi dan MOSFET (8) utk switching.
Dari penjelasan dapat diambil kesimpulan utk motherboard 8+2 diatas
Motherboard mampu memberikan daya 405W
[8 x 60W (R0)] x 75% = 360W
[2 x 60W (R0)] x 75% / 2 (backup) = 45W
Daya 405W mampu continuous pada suhu 60'C (operational condition ferrite choke).
Daya maximum motherboard via main choke adalah 480W (10 x 60W 80% eff 110'C OC) ditambah 1 choke via 8 pin EPS (60W 100%) kurang lebih 540W. artinya mobo ini mampu membakar Phenom II X6 1090T sampe ke vcore 2.0V 6Ghz ++
Mosfet NIKO-SEM PA102FDG akan memberi sinyal utk berpindah dari digital ke analog pada daya 120W
sensitivity 10A x 12V = ~120W
Utk jalan default / stock motherboard ini menggunakan digital PWM,sedangkan utk overclock menggunakan analog PWM.
Motherboard mATX dan ITX pada umumnya hanya menekankan pada fungsi essential,jadi fungsi overclock terbatas.Terbatas disini maksudnya karena komponen, yang akan mempengaruhi durabilitas, dan BIOS yang dipakai.Hal ini memang tidak bisa dipukul rata.Utk lebih jelasnya bisa ke bawah
2.Hindari penggunaan toroidal coil apalagi open air toroidal untuk power phase processornya.
3. Hindari motherboard yang menggunakan chemical capasitor, cari yang full solid capacitor untuk durability dan kemampuan suplai daya yang stabil.
4.TDP AMD dan Intel berbeda.Tapi pada prinsipnya sama-sama membutuhkan daya yang tinggi untuk di overclock.Gunakan motherboard yang memiliki
4 + 1 power phase untuk overclock ringan (maximum 2-3% dari nilai stock vcore)
6 + 2 power phase untuk overclock medium (maximum 5 - 10 % dari nilai stock vcore)
8 + 2 power phase untuk overclock expert to suicide (15% and up dari nilai stock vcore)
Definisi Power Phase dan PWM yang lebih Advanced
A. 8 pin 12v EPS
Kegunaannya adalah utk menyuplai daya lebih ke processor.8 pin memiliki kemampuan pass-through dari standard 4 pin.
B. I/O Ctl
IC I/O mointoring utk 8 pin EPS
C. Choke EPS
Choke ini utk menjaga suplai 8 pin EPS agar tidak berlebihan
C. Main Choke
Inilah generator utk mensuplai daya ke processor
Tingkatan dari tertinggi sampai terendah sejauh yang saya tahu
Renesas R0, mampu suplai daya 60W effisiensi 75%
Renesas 1R0, mampu suplai daya 50W effisiensi 75%
Renesas 1R1, mampu suplai daya 50W effisiensi 60%
Renesas 1R2, mampu suplai daya 45W effisiensi 65%
Renesas R60 atau Foxconn Magic MC60, mampu suplai daya 40W effisiensi 65%
Jenisnya bisa beragam dari semi alloy,full alloy,ferrite,tantalum.Jenis ini berpengaruh pada OC (operational condition), dimana sesuai standard 80plus berada di 60'C.
5. Mosfet dan Driver
Bentuk bisa terpisah antara driver dan mosfet.Tapi saat ini hampir semua motherboard utk OC menggunakan model DrMOS (Driver MOSfet).Selain utk menyiasati ruang,model DrMOS lebih presisi dan mendukung hybrid (analog-digital) PWM maupun full-digital PWM.
6. channel kontroller per choke
PWM diatas menggunakan model 2 channel perchoke,artinya 1 choke di kontrol 2 DrMOS.Kemungkinan besar motherboard ini menganut system hybrid PWM (vcore rendah digital,vcore tinggi analog) karena terdapat 2 IC con-current (7) utk kalibrasi dan MOSFET (8) utk switching.
Dari penjelasan dapat diambil kesimpulan utk motherboard 8+2 diatas
Motherboard mampu memberikan daya 405W
[8 x 60W (R0)] x 75% = 360W
[2 x 60W (R0)] x 75% / 2 (backup) = 45W
Daya 405W mampu continuous pada suhu 60'C (operational condition ferrite choke).
Daya maximum motherboard via main choke adalah 480W (10 x 60W 80% eff 110'C OC) ditambah 1 choke via 8 pin EPS (60W 100%) kurang lebih 540W. artinya mobo ini mampu membakar Phenom II X6 1090T sampe ke vcore 2.0V 6Ghz ++
Mosfet NIKO-SEM PA102FDG akan memberi sinyal utk berpindah dari digital ke analog pada daya 120W
sensitivity 10A x 12V = ~120W
Utk jalan default / stock motherboard ini menggunakan digital PWM,sedangkan utk overclock menggunakan analog PWM.
Monday, 1 August 2016
APA GUNA UPS?
Setiap PC membutuhkan daya listrik. Kalau aliran listrik (main power) terputus, PC akan mati (tidak berfungsi). Fungsi dasar UPS (Uninterruptible Power Supply) adalah menyediakan suplai listrik SEMENTARA ke beban (PC) tanpa terputus pada saat main power nya tidak bekerja agar seluruh proses dapat dihentikan dengan benar, seluruh data dapat disimpan dengan aman, dan komputer dapat dimatikan dengan benar. Jadi fungsi UPS itu BUKAN agar user tetap dapat bekerja.
UPS memiliki dua sumber daya listrik : Primary Power Source dan Secondary Power Source. Salah satunya berasal dari main power (stop kontak / PLN), satunya dari baterai UPS. Di dalam UPS terdapat Switch yang mengatur sumber daya listrik mana yang digunakan untuk menyediakan suplai listrik ke beban (PC). Jika Primary Power Source tidak berfungsi, Switch akan mengaktifkan Secondary Power Source secara otomatis. Begitu juga sebaliknya jika Primary Power Source sudah kembali berfungsi.
PSU komputer membutuhkan arus listrik AC, sedangkan arus listrik dari baterai adalah DC. Oleh karena itu, di dalam UPS terdapat Inverter yang mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC. Di dalam UPS juga terdapat Rectifier yang mengubah arus AC dari main power menjadi arus DC untuk mengisi baterai pada saat main power bekerja.
Gambar 1 : Diagram paling simpel dari UPS
Udah pake UPS pas listrik mati kok PC tetep restart? Jangankan pas PLN mati, pas PLN hidup aja PC bisa restart sendiri.
Ada beberapa jenis gangguan suplai daya listrik ke PC antara lain :
1. Noise
Ini kalo tegangan (voltase) naik/turun tapi cuma sedikit (persentasenya kecil). Kalo standar 220 volt, sekitar 200 - 240 volt itu masih bisa dianggap noise. Kalopun selisih banyak, biasanya bertahap (gak langsung drop banget atopun tinggi banget). Noise yang macem begini biasa diatasi pake AVR. Tapi ya itu, AVR pun ada kelasnya. Ada yang cuma model sirkuit harga 50 ribuan, ada yang servo-motor harga 200 ribuan, ada yang ferro-resonant harga 700 ribuan (untuk 500VA semua loh). Ada harga ada rupa lah. PSU yang bagus juga biasanya sanggup ngatasi masalah Noise walopun gak pake AVR di luar PC.
Gambar 2 : Sinyal AC yang terganggu oleh Noise
2. Blackout
Ini kalo main power (PLN) tidak bekerja. Fungsi dasar UPS untuk mengatasi Blackout. Kalo mau ngetes fungsi UPS yang paling dasar ini ya cabut aja kabel power UPS nya dari stop kontak pas komputernya nyala. Tinggal diliat komputernya mati/restart gak.
3. Brownout / Sag
Ini kalo tegangan (voltase) dari main power turun (drop) dan naik lagi (kembali) dalam waktu yang sangat cepat. Dropnya bisa nyampe separo dari yang seharusnya, dan waktunya hanya sepersekian detik. Kita kadang bisa mendeteksi adanya Brownout ini ketika lampu di ruangan seperti berkedip.
Penyebab Brownout pada umumnya adalah karena ada tambahan beban berat (heavy load) di jaringan listrik, misalnya ada yang nyalain mesin las listrik atau mesin produksi kapasitas besar. Tambahan bebannya itu gak harus di rumah / kantor kita lho, bisa aja tetangga kita yang nyalain mesin trus pengaruh ke listrik kita lewat jaringan PLN.
Brownout ini lebih berpotensi menimbulkan masalah dibanding Blackout. UPS murahan belum tentu bisa ngatasi masalah Brownout ini. Yang harus diingat, kemampuan UPS untuk mengatasi Brownout ini TIDAK BISA dites dengan cara memutus main power ke UPS & menyambungnya kembali walaupun dalam waktu yang sangat singkat. Dulu UPS yang kualitasnya kurang bagus saya colokin ke stavolt, komputernya dinyalain, trus power switch dari stavoltnya di-off & on-kan secepat mungkin, komputer gak mati / restart. Tapi pas lampu di ruangan kedip, komputernya tetep restart juga.
4. Surge & Spike
Kebalikan dari Brownout / Sag, ini kalo tegangan (voltase) dari main power melonjak dan turun lagi (kembali) dalam waktu yang sangat cepat. Naiknya bisa nyampe puluhan kali dari yang seharusnya, dan waktunya hanya sepersekian detik. Jadi kalo tegangan normal listrik kita 220 volt, surge ini bisa bikin jadi 2000 volt atau bahkan 10000 volt.
Penyebab Surge pada umumnya adalah karena ada berhentinya beban berat (heavy load) di jaringan listrik, misalnya pas mesin las listrik atau mesin produksi kapasitas besar dimatiin. Surge juga bisa terjadi ketika main power kembali nyala setelah terjadinya Blackout.
Istilah Spike lebih sering dipake untuk lonjakan tegangan akibat petir (lightning strikes). UPS berkualitas tinggi biasanya juga dilengkapi dengan Surge Protector.
JENIS - JENIS UPS
Pada dasarnya, UPS cuma ada 2 jenis, yaitu OFFLINE dan ONLINE. Perbedaannya adalah pada sumber daya listrik mana yang jadi Primary Power Source, mana yang jadi Secondary Power Source.
Pada UPS jenis OFFLINE, sumber listrik primer adalah stop kontak / PLN, sumber listrik sekunder adalah inverter (dari baterai). Beberapa yang termasuk istilah lain ataupun varian dari OFFLINE UPS ini antara lain : Standby UPS, Ferroresonant-Standby UPS, Line-Interactive UPS, Voltage & Frequency Dependent (VFD) UPS, Voltage Independent (VI) UPS.
Karakteristik penting yang ada pada Offline UPS adalah adanya Switch Time atau Transfer Time, yaitu waktu yang diperlukan oleh Switch untuk pindah dari sumber listrik primer ke sumber listrik sekunder pada saat sumber listrik primer dianggap gagal berfungsi, sehingga ada jeda waktu dimana beban tidak mendapat listrik.
Gambar 3 : Offline UPS
Garis putus - putus menunjukkan sumber listrik sekunder
Offline UPS generasi sekarang biasanya memiliki Transfer Time kurang dari 4 milidetik (4 ms). Cukupkah Transfer Time segitu? Tergantung PSU nya. Di PSU ada spesifikasi Hold Time atau Holdup Time yang menunjukkan berapa lama PSU masih bekerja sebelum benar - benar mati jika aliran listrik terputus.
Penjelasan soal Hold Time atau Holdup Time bisa dilihat di threadnya Bung Khurios2000 yang udah di-sticky. Yang penting Transfer Time nya UPS harus lebih kecil daripada Hold Time nya PSU. Adanya Transfer Time membuat sebagian orang tidak menganggap Offline UPS sebagai UPS karena tidak benar - benar "uninterruptible".
Sepanjang pengalaman saya, Transfer Time 4 ms biasanya cukup untuk PSU abal-abal sekalipun. Cara membuktikannya ya sama dengan cara membuktikan kemampuan UPS mengatasi Blackout seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Pada UPS jenis ONLINE, sumber listrik primer adalah inverter (dari baterai). Inverter bekerja terus - menerus menyediakan listrik dari baterai untuk beban (PC), sedangkan rectifier dari AC ke DC bekerja terus - menerus untuk mengisi baterai. Itu sebabnya juga disebut DOUBLE CONVERSION UPS atau DOUBLE CONVERSION ONLINE UPS. Kalau main power tidak berfungsi, hanya rectifier dari AC ke DC yang berhenti bekerja, sedangkan kerja inverter tidak berubah (tidak ada Transfer Time / Switch Time). UPS jenis ini juga disebut Voltage & Frequency Independent (VFI) UPS karena tegangan dan frekuensi outputnya tidak dipengaruhi oleh input.
Pada Online UPS juga terdapat Switch yang otomatis mengambil aliran listrik dari sumber listrik sekunder (langsung dari PLN) jika inverter / baterai tidak bekerja. Biasanya Switch ini juga bisa difungsikan secara manual (manual bypass) untuk maintenance baterai. Tidak adanya Transfer Time / Switch Time membuat sebagian orang menyebut Online UPS sebagai "True UPS".
Gambar 4 : Online UPS
Garis putus - putus menunjukkan sumber listrik sekunder
SPESIFIKASI UPS
Kalo milih UPS, ada spesifikasi yang bisa dibaca di box / manual / website nya. Di sini cuma dibahas beberapa spesifikasi yang penting untuk diperhatikan.
1. UPS Type / Topology
Jenis UPS ini yang paling penting. Intinya: ONLINE atau OFFLINE? Biasanya, kualitas inverter di Online UPS secara umum lebih baik daripada di Offline UPS. Hal ini karena diasumsikan inverter di Offline UPS hanya berfungsi kadang - kadang dan dalam waktu yang relatif singkat. Jadi kalo kualitasnya gak persis ama listrik PLN ya dianggap gak terlalu berisiko merusak PC. Beda dengan Online UPS yang inverternya bekerja terus - menerus, jadi kualitas outputnya harus bener - bener bagus.
2. Load Rating (Capacity & Run Time)
Kapasitas UPS tinggal disesuaikan dengan kebutuhan. Mau dipake berapa PC? Total daya berapa Watt? Yang harus diingat, kapasitas UPS (juga perhitungan beban) ini bisa dinyatakan sebagai Apparent Power, bisa juga sebagai True Power.
UPS memiliki dua sumber daya listrik : Primary Power Source dan Secondary Power Source. Salah satunya berasal dari main power (stop kontak / PLN), satunya dari baterai UPS. Di dalam UPS terdapat Switch yang mengatur sumber daya listrik mana yang digunakan untuk menyediakan suplai listrik ke beban (PC). Jika Primary Power Source tidak berfungsi, Switch akan mengaktifkan Secondary Power Source secara otomatis. Begitu juga sebaliknya jika Primary Power Source sudah kembali berfungsi.
PSU komputer membutuhkan arus listrik AC, sedangkan arus listrik dari baterai adalah DC. Oleh karena itu, di dalam UPS terdapat Inverter yang mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC. Di dalam UPS juga terdapat Rectifier yang mengubah arus AC dari main power menjadi arus DC untuk mengisi baterai pada saat main power bekerja.
Gambar 1 : Diagram paling simpel dari UPS
Udah pake UPS pas listrik mati kok PC tetep restart? Jangankan pas PLN mati, pas PLN hidup aja PC bisa restart sendiri.
Ada beberapa jenis gangguan suplai daya listrik ke PC antara lain :
1. Noise
Ini kalo tegangan (voltase) naik/turun tapi cuma sedikit (persentasenya kecil). Kalo standar 220 volt, sekitar 200 - 240 volt itu masih bisa dianggap noise. Kalopun selisih banyak, biasanya bertahap (gak langsung drop banget atopun tinggi banget). Noise yang macem begini biasa diatasi pake AVR. Tapi ya itu, AVR pun ada kelasnya. Ada yang cuma model sirkuit harga 50 ribuan, ada yang servo-motor harga 200 ribuan, ada yang ferro-resonant harga 700 ribuan (untuk 500VA semua loh). Ada harga ada rupa lah. PSU yang bagus juga biasanya sanggup ngatasi masalah Noise walopun gak pake AVR di luar PC.
Gambar 2 : Sinyal AC yang terganggu oleh Noise
2. Blackout
Ini kalo main power (PLN) tidak bekerja. Fungsi dasar UPS untuk mengatasi Blackout. Kalo mau ngetes fungsi UPS yang paling dasar ini ya cabut aja kabel power UPS nya dari stop kontak pas komputernya nyala. Tinggal diliat komputernya mati/restart gak.
3. Brownout / Sag
Ini kalo tegangan (voltase) dari main power turun (drop) dan naik lagi (kembali) dalam waktu yang sangat cepat. Dropnya bisa nyampe separo dari yang seharusnya, dan waktunya hanya sepersekian detik. Kita kadang bisa mendeteksi adanya Brownout ini ketika lampu di ruangan seperti berkedip.
Penyebab Brownout pada umumnya adalah karena ada tambahan beban berat (heavy load) di jaringan listrik, misalnya ada yang nyalain mesin las listrik atau mesin produksi kapasitas besar. Tambahan bebannya itu gak harus di rumah / kantor kita lho, bisa aja tetangga kita yang nyalain mesin trus pengaruh ke listrik kita lewat jaringan PLN.
Brownout ini lebih berpotensi menimbulkan masalah dibanding Blackout. UPS murahan belum tentu bisa ngatasi masalah Brownout ini. Yang harus diingat, kemampuan UPS untuk mengatasi Brownout ini TIDAK BISA dites dengan cara memutus main power ke UPS & menyambungnya kembali walaupun dalam waktu yang sangat singkat. Dulu UPS yang kualitasnya kurang bagus saya colokin ke stavolt, komputernya dinyalain, trus power switch dari stavoltnya di-off & on-kan secepat mungkin, komputer gak mati / restart. Tapi pas lampu di ruangan kedip, komputernya tetep restart juga.
4. Surge & Spike
Kebalikan dari Brownout / Sag, ini kalo tegangan (voltase) dari main power melonjak dan turun lagi (kembali) dalam waktu yang sangat cepat. Naiknya bisa nyampe puluhan kali dari yang seharusnya, dan waktunya hanya sepersekian detik. Jadi kalo tegangan normal listrik kita 220 volt, surge ini bisa bikin jadi 2000 volt atau bahkan 10000 volt.
Penyebab Surge pada umumnya adalah karena ada berhentinya beban berat (heavy load) di jaringan listrik, misalnya pas mesin las listrik atau mesin produksi kapasitas besar dimatiin. Surge juga bisa terjadi ketika main power kembali nyala setelah terjadinya Blackout.
Istilah Spike lebih sering dipake untuk lonjakan tegangan akibat petir (lightning strikes). UPS berkualitas tinggi biasanya juga dilengkapi dengan Surge Protector.
JENIS - JENIS UPS
Pada dasarnya, UPS cuma ada 2 jenis, yaitu OFFLINE dan ONLINE. Perbedaannya adalah pada sumber daya listrik mana yang jadi Primary Power Source, mana yang jadi Secondary Power Source.
Pada UPS jenis OFFLINE, sumber listrik primer adalah stop kontak / PLN, sumber listrik sekunder adalah inverter (dari baterai). Beberapa yang termasuk istilah lain ataupun varian dari OFFLINE UPS ini antara lain : Standby UPS, Ferroresonant-Standby UPS, Line-Interactive UPS, Voltage & Frequency Dependent (VFD) UPS, Voltage Independent (VI) UPS.
Karakteristik penting yang ada pada Offline UPS adalah adanya Switch Time atau Transfer Time, yaitu waktu yang diperlukan oleh Switch untuk pindah dari sumber listrik primer ke sumber listrik sekunder pada saat sumber listrik primer dianggap gagal berfungsi, sehingga ada jeda waktu dimana beban tidak mendapat listrik.
Gambar 3 : Offline UPS
Garis putus - putus menunjukkan sumber listrik sekunder
Offline UPS generasi sekarang biasanya memiliki Transfer Time kurang dari 4 milidetik (4 ms). Cukupkah Transfer Time segitu? Tergantung PSU nya. Di PSU ada spesifikasi Hold Time atau Holdup Time yang menunjukkan berapa lama PSU masih bekerja sebelum benar - benar mati jika aliran listrik terputus.
Penjelasan soal Hold Time atau Holdup Time bisa dilihat di threadnya Bung Khurios2000 yang udah di-sticky. Yang penting Transfer Time nya UPS harus lebih kecil daripada Hold Time nya PSU. Adanya Transfer Time membuat sebagian orang tidak menganggap Offline UPS sebagai UPS karena tidak benar - benar "uninterruptible".
Sepanjang pengalaman saya, Transfer Time 4 ms biasanya cukup untuk PSU abal-abal sekalipun. Cara membuktikannya ya sama dengan cara membuktikan kemampuan UPS mengatasi Blackout seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Pada UPS jenis ONLINE, sumber listrik primer adalah inverter (dari baterai). Inverter bekerja terus - menerus menyediakan listrik dari baterai untuk beban (PC), sedangkan rectifier dari AC ke DC bekerja terus - menerus untuk mengisi baterai. Itu sebabnya juga disebut DOUBLE CONVERSION UPS atau DOUBLE CONVERSION ONLINE UPS. Kalau main power tidak berfungsi, hanya rectifier dari AC ke DC yang berhenti bekerja, sedangkan kerja inverter tidak berubah (tidak ada Transfer Time / Switch Time). UPS jenis ini juga disebut Voltage & Frequency Independent (VFI) UPS karena tegangan dan frekuensi outputnya tidak dipengaruhi oleh input.
Pada Online UPS juga terdapat Switch yang otomatis mengambil aliran listrik dari sumber listrik sekunder (langsung dari PLN) jika inverter / baterai tidak bekerja. Biasanya Switch ini juga bisa difungsikan secara manual (manual bypass) untuk maintenance baterai. Tidak adanya Transfer Time / Switch Time membuat sebagian orang menyebut Online UPS sebagai "True UPS".
Gambar 4 : Online UPS
Garis putus - putus menunjukkan sumber listrik sekunder
SPESIFIKASI UPS
Kalo milih UPS, ada spesifikasi yang bisa dibaca di box / manual / website nya. Di sini cuma dibahas beberapa spesifikasi yang penting untuk diperhatikan.
1. UPS Type / Topology
Jenis UPS ini yang paling penting. Intinya: ONLINE atau OFFLINE? Biasanya, kualitas inverter di Online UPS secara umum lebih baik daripada di Offline UPS. Hal ini karena diasumsikan inverter di Offline UPS hanya berfungsi kadang - kadang dan dalam waktu yang relatif singkat. Jadi kalo kualitasnya gak persis ama listrik PLN ya dianggap gak terlalu berisiko merusak PC. Beda dengan Online UPS yang inverternya bekerja terus - menerus, jadi kualitas outputnya harus bener - bener bagus.
2. Load Rating (Capacity & Run Time)
Kapasitas UPS tinggal disesuaikan dengan kebutuhan. Mau dipake berapa PC? Total daya berapa Watt? Yang harus diingat, kapasitas UPS (juga perhitungan beban) ini bisa dinyatakan sebagai Apparent Power, bisa juga sebagai True Power.
PROBLEM PADA POWER SUPLY
PC anda sering restart?
timbul masalah aneh seperti ga bisa reset, langsung shutdown
kipas muter, tapi ga bisa boot
tapi voltage OK ga drop dan psu baru?
mungkin sinyal PG anda bermasalah
PG sering disebut juga PWR_OK signal adalah pin no 8 dengan kabel warna abu abu.
Power good adalah mekanisme internal psu untuk mengecek voltase output dari psu, biasanya rail 5v atau 12v
ketika psu pertama kali dinyalakan, voltase output kacau
sehingga jika langsung digunakan untuk menyalakan PC, hasilnya kacau juga
PG signal mencegah PC beroprasi pada voltase yang diluar spek sehingga PC tidak rusak.
karena menunggu voltase stabil, maka sinyal PG pasti memiliki delay dari saat PSU dinyalakan
delai PG menurut spesifikasi ATX adalah 100ms - 500ms
jika diluar itu kemungkinan akan membuat beberapa mainboard kesulitan dinyalakan.
voltase dari PG signal biasanya 2.6 - 6V
jika PSU mengalami gangguan, misal disambar petir atau brown out, maka sinyal PG akan 'blink'
menyebabkan PC akan reset untuk melindungi hardwarenya
jika PG signal mengalami kerusakan maka akan menyebabkan PC jadi tidak stabil
PG signal mati, maka PC akan mati
PG signal 'berkedip' maka PC restart
bisa dibilang bahwa PG signal dihubungkan dengan tombol reset di PC.
pada psu abal abal, PG signal tidak ada.
tidak ada mekanisme untuk mengecek voltage output dari psu
di psu demikian, berapapun ancurnya voltage output,
tetap akan memberikan sinyal "PG palsu".
sinyal ini hanya diturunkan dari voltase output psu, tanpa di cek dulu.
biasanya ini menghasilkan nilai delai PG mendekati 0ms.
ini menyebabkan 'kompatibilitas' psu abal abal sangat tinggi
bisa menyalakan semua PC, asal powernya masih cukup.
hasilnya over voltage, under voltage, high ripple siap membakar PC anda.
bagaimana cara cek sinyal PG?
dan cek voltase / current PG untuk melihat kestabilanya.
kalau eror ya sudah. ganti control board PSUnya..
Subscribe to:
Posts (Atom)